Selasa, 10 Agustus 2010

Do'a Bulan Ramadhan

Silahkan di click pada point berikut :

1. Doa Harian Ramadhan
2. Doa setelah Sholat Tarawih
3. Doa setelah Witir

[DOA] bacaan dan Rukun khatib jumat

Tata cara pelaksanaan shalat Jum’at, yaitu :
1. Khatib naik ke atas mimbar setelah tergelincirnya matahari (waktu dzuhur), kemudian memberi salam dan duduk.
2. Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur.
3. Khutbah pertama: Khatib berdiri untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan hamdalah dan pujian kepada Allah SWT serta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. Kemudian memberikan nasehat kepada para jama’ah, mengingatkan mereka dengan suara yang lantang, menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT dan RasulNya, mendorong mereka untuk berbuat kebajikan serta menakut-nakuti mereka dari berbuat keburukan, dan mengingatkan mereka dengan janji-janji kebaikan serta ancaman-ancaman Allah Subhannahu wa Ta’ala. Kemudian duduk sebentar
4. Khutbah kedua: Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan pujian kepadaNya. Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama dengan khutbah pertama sampai selesai
5. Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk melaksanakan shalat. Kemudian memimpin shalat berjama’ah dua rakaat dengan mengeraskan bacaan.

Adapun rukun khutbah Jumat paling tidak ada lima perkara.
1. Rukun Pertama: Hamdalah

Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji Allah SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.

Contoh bacaan:


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu

2. Rukun Kedua: Shalawat kepada Nabi SAW
Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad.

Contoh bacaan:


اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.

3. Rukun Ketiga: Washiyat untuk Taqwa
Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menurut Az-Zayadi, washiyat ini adalah perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah. Sedangkan menurut Ar-Ramli, washiyat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada Allah.
Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: “takutlah kalian kepada Allah”. Atau kalimat: “marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat”.

Contoh bacaan:


يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun

Ketiga rukun di atas harus terdapat dalam kedua khutbah Jumat itu.
4. Rukun Keempat: Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya
Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan lafadz: “tsumma nazhar”.
Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat terdahulu dan lainnya.

Contoh bacaan:


فَاسْتبَقُِوا اْلخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونوُا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ

Fastabiqul khairooti ayna maa takuunuu ya’ tinikumullahu jamii’an innallaaha ‘alaa kulli syaiin qodiiru (QS. Al-Baqarah, 2 : 148)


أَمّا بَعْدُ

ammaa ba’du..

Selanjutnya berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT, lalu mulai berkhutbah sesuai topiknya.
Memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun, atau ma’asyiral muslimin rahimakumullah, atau “sidang jum’at yang dirahmati Allah”.

……. isi khutbah pertama ………

Setelah di itu menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat.

Contoh bacaan:


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.

Lalu duduk sebentar untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan membaca shalawat secara perlahan.
Setelah itu, khatib kembali naik mimbar untuk memulai khutbah kedua. Dilakukan dengan diawali dengan bacaaan hamdallah dan diikuti dengan shalawat.

Contoh bacaan:


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ., أَمَّابعد,

Innal hamdalillahi robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash shalihiina wa asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma shalli ‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..

Selanjutnya di isi dengan khutbah baik berupa ringkasan, maupun hal-hal terkait dengan tema/isi khutbah pada khutbah pertama yang berupa washiyat taqwa.

……. isi khutbah kedua ………

5. Rukun Kelima: Doa untuk umat Islam di khutbah kedua
Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat . Atau kalimat Allahumma ajirna minannar .

Contoh bacaan do’a penutup:


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.

Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

Selanjutnya khatib turun dari mimbar yang langsung diikuti dengan iqamat untuk memulai shalat jum’at. Shalat jum’at dapat dilakukan dengan membaca surat al a’laa dan al ghasyiyyah, atau surat bisa juga surat al jum’ah, al kahfi atau yang lainnya.

Demikian bacaan khutbah semoga bermanfaat bagi kita semua.

Jumat, 06 Agustus 2010

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1431 H

Assalaamu 'alaikum wr. wbr.

Alhamdulillah tidak lama lagi kita memasuki bulan penuh Rahmat, Barokah dan Ampunan dari Allah SWT. Bulan suci Ramadhan 1431 H tinggal menunggu hitungan hari.

Mari kita berdoa agar diberi kesempatan menjalankan ibadah Ramadhan dgn khusyu dan penuh keikhlasan dan memanjatkan do'a kepada Allah SWT: "Allohumma baariklanaa fi rojaban wa sya'ban wa balighna Romadhon, amiiin.

Semoga ibadah kita diterima Allah SWT, amin

Bagi yang memerlukan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1431H silahkan buka dan simpan tautan berikut : Jadwal Imsakiyah 1431H (click)



mudah-mudahan berguna bagi kita bersama.

Wassalaamu alaikum wr. wbr

KEGIATAN RAMADHAN 1431 H

RANGKAIAN KEGIATAN
NUANSA ISLAM
ATTAMMIMAH (SALAM)
BULAN RAMADHAN 1431 H


1. Tarhib Ramadhan 7 Agutus 2010
2. Shalat tarawih berjamaah & Kultum
3.Tadarusan bada tarawih
4. Tausiyah Subuh khusus Sabtu & Minggu
5. Kajian Islam / Daurah setiap hari Minggu
6. Santunan anak yatim 28 Agustus2 010
7. Nuzulul Qur'an 28 Agustus 2010
8 Sanlat TPA 22 Agutus 2010
9 Tajil setiap hari
10. Tadarus Ibu-Ibu Majelis Ta'lim setiap pagi
11. Zakat Fitrah sampai 8 September 2010
12.Halal Bi halal 25 September 2010

Jumat, 02 Juli 2010

Renungan: Bergaul dengan Sesama Muslim dan Non Muslim

Intisari Surat Ali Imran (3) ayat 118 :


” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.


Disurat Lain Al Baqarah (2) ayat 120 :

“ Orang-orang yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Bagi seorang muslim ada empat hal yang harus dilakukan untuk memperoleh derajad taqwa yaitu menanamkan rasa cinta kepada Alloh, merasa senantiasa diawasi oleh Alloh, menjauhkan diri dari sifat-sifat tak terpuji atau penyakit hati seperti dengki, iri hati, ngerumpi dan sebagainya serta mampu mengendalikan hawa nafsunya. Adapun salah satu diantara implementasi dari muslim yang taqwa tersebut, adalah senantiasa berbuat baik kepada siapapun dalam pergaulannya termasuk dalam bergaul dengan mereka yang non muslim.

Berikut petikan hadits mengenai muamalah (pergaulan) yang dikutip dari Sumber: 1100 Hadits Terpilih - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press :

* Ketika orang non muslim memberi salam kepada seorang muslim maka jawabannya tidak boleh lbh dari: Wa’alaikum artinya: Dan juga bagimu . Namun jika yg mengucapkan salam tersebut orang Islam maka kita harus membalasnya dgn ucapan yg lbh baik atau minimal sama. Firman Allah Apabila kamu dihormati dgn suatu penghormatan maka balaslah penghormatan itu dgn yg lbh baik atau balaslah . Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.

* Senyummu ke wajah saudaramu adl sodaqoh.

* Apabila berkumpul tiga orang janganlah yg dua orang berbisik-bisik {bicara rahasia} dan meninggalkan orang yg ketiga {karena hal tersebut akan menimbulkan kesedihan dan perasaan tidak enak baginya}.

* Apabila seorang bertamu lalu minta ijin {mengetuk pintu atau memanggil-manggil} sampai tiga kali dan tidak ditemui maka hendaklah ia pulang.

* Seorang tamu yg masuk ke rumah suatu kaum hendaklah duduk di tempat yg ditunjuk kaum itu, sebab mereka lbh mengenal tempat-tempat aurat rumah mereka.

* Menyendiri lbh baik daripada berkawan dgn yg buruk. dan kawan bergaul yang sholeh lbh baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yg baik lbh baik daripada berdiam, dan berdiam adl lbh baik daripada berbicara yang buruk.

* Seseorang adl sejalan dan sealiran dgn kawan akrabnya maka hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan pendamping.

* Seorang mukmin yg bergaul dan sabar terhadap gangguan orang lbh besar pahalanya dari yg tidak bergaul dgn manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka.


* Amal perbuatan yg paling disukai Allah sesudah yg fardhu ialah memasukkan kesenangan ke dalam hati seorang muslim.

* Barangsiapa mengintip-intip rumah suatu kaum tanpa ijin mereka maka sah bagi mereka utk mencolok matanya.

* Seorang mukmin adl cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib (keburukan) padanya dia segera memperbaikinya.

* Tiga perbuatan yg termasuk sangat baik yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi saling menyadarkan satu sama lain dan menyantuni saudara-saudaranya .

* Seorang muslim adl saudara bagi muslim lainnya tidak menzaliminya dan tidak mengecewakannya dan tidak merusaknya {kehormatan dan nama baiknya}.

* Rasulullah Saw melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. {HR.Ath-Thabrani}

* Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata Ya Rasulullah kami memerlukan duduk-duduk utk berbincang-bincang. Rasulullah kemudian berkata Kalau memang harus duduk-duduk maka berilah jalanan haknya.

Mereka bertanya Apa haknya jalanan itu ya Rasulullah? Nabi Saw menjawab: Memalingkan pandangan, menghindari gangguan, menjawab ucapan salam dan beramar ma’ruf nahi mungkar.

* Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu.

* Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas pemberian hadiah tersebut.

* Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin.

* Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian.

* Seorang pemuda yg menghormati orang tua krn memandang usianya yg lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan menghormatinya.

* Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya. Kewajiban menjamu tamu hanya satu hari satu malam. Masa bertamu adl tiga hari dan sesudah itu termasuk sedekah. Tidak halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan tuan rumah.

* Barangsiapa menerima kebaikan dari kawannya tanpa diminta hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya itu adl rezeki yg disalurkan Allah untuknya.

* Barangsiapa membela saudaranya tanpa kehadirannya maka Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat.

* Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di akhirat.

* Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan.

* Tiada sempurna iman seseorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya (sesama muslim) sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri

* Hubungilah orang yg memutus hubungannya dgn kamu dan berilah kepada orang yg enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang yg menzalimi kamu .

* Belalah kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan .


* Barangsiapa tidak memperhatikan urusan kaum muslimin maka dia bukan termasuk dari mereka.

* Jangan menunjukkan kegembiraan atas penderitaan saudaramu niscaya Allah akan menyelamatkannya dan akan menimpakan kepadamu. {HR. Aththusi dan Tirmidzi}

* Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi dgn saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu utk berdialog mengemukakan isi hati dan yg terbaik ialah yg pertama memberi salam .

* Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka.

* Tidak akan masuk surga orang yg suka mencuri berita {suka mendengar-dengar berita rahasia orang lain}.

* Perumpamaan orang-orang yg beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam.

* Kawan pendamping yg sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yg buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya kamu akan terkena asapnya.

Berdasarkan kajian Ayat Al Quran dan hadits di atas, kesimpulannya adalah kita wajib bersilaturrahim dengan sesama muslim dan memelihara terus silaturrahim tersebut, tetapi kita juga dibolehkan tetap bermuamalah (bergaul) dengan non muslim selama kita tidak terpengaruh ajaran maupun rayuan mereka untuk berpindah aqidah (prinsip kita harus tetap berhati-hati dan menjaga keimanan kita). Justru kalau bisa kita yang bisa mempengaruhi mereka untuk mengikuti ajaran islam tentunya dengan contoh-contoh keseharian perilaku kita yang benar benar islami sehingga mereka tertarik dengan Islam.

Rabu, 23 Juni 2010

TIPS “PACARAN YANG ISLAMI”

TIPS “PACARAN YANG ISLAMI”

1. Jangan berduaan dengan pacar di tempat sepi, kecuali ditemani mahram dari sang wanita (jadi bertiga)
“Janganlah seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita kecuali bersama mahromnya…”[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341, Lihat Mausu'ah Al Manahi Asy Syari'ah 2/102]
“Tidaklah seorang lelaki bersepi-sepian (berduaan) dengan seorang perempuan melainkan setan yang ketiganya“ (HSR.Tirmidzi)
2. Jangan pergi dengan pacar lebih dari sehari semalam kecuali si wanita ditemani mahramnya
“Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian sehari semalam tidak bersama mahromnya.” [HR Bukhori: 1088, Muslim 1339]
3. Jangan berjalan-jalan dengan pacar ke tempat yang jauh kecuali si wanita ditemani mahramnya
“…..jangan bepergian dengan wanita kecuali bersama mahromnya….”[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341]
4. Jangan bersentuhan dengan pacar, jangan berpelukan, jangan meraba, jangan mencium, bahkan berjabat tangan juga tidak boleh, apalagi yang lebih dari sekedar jabat tangan
“Seandainya kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Hadits hasan riwayat Thobroni dalam Al-Mu’jam Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam Musnad: 1283, lihat Ash Shohihah 1/447/226)
Bersabda Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wassallam: “Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita.” [HR Malik 2/982, Nasa'i 7/149, Tirmidzi 1597, Ibnu Majah 2874, ahmad 6/357, dll]
5. Jangan memandang aurat pacar, masing-masing harus memakai pakaian yang menutupi auratnya
“Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya..” (Al Qur’an Surat An Nur ayat 30)
“…zina kedua matanya adalah memandang….” (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i)
6. Jangan membicarakan/melakukan hal-hal yang membuat terjerumus kedalam zina
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek” (Al Qur’an Surat Al Isra 32)
“Kedua tangan berzina dan zinanya adalah meraba, kedua kaki berzina dan zinanya adalah melangkah, dan mulut berzina dan zinanya adalah mencium.” (H.R. Muslim dan Abu Dawud)
7. Jangan menunda-nunda menikah jika sudah saling merasa cocok
“Wahai para pemuda ! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).
“Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke-dalam neraka adalah mulut dan kemaluan.” (H.R. Turmudzi dan dia berkata hadits ini shahih.)
WARNING:
sebenarnya banyak ulama dan ustadz yang mengharamkan pacaran, misalnya saja ustadz Muhammad Umar as Sewed. jadi sebaiknya segera menikahlah dan jangan berpacaran…
Bagi yang sudah terlanjur berbuat dosa maka bertaubatlah dan jangan putus asa, Allah pasti mengampuni hambanya yang bertaubat dan memohon ampun…

Rabu, 26 Mei 2010

Buletin Edisi 4 Th II/Juni 2010

Dari redaksi :

Dari Abu Hurairah ra : Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman:” Belanjakanlah maka Aku memberi belanja kepadamu.” Beliau bersabda” Tangan Allah itu penuh, tidak terkurangi dengan nafkah, terus memberi siang dan malam. Beliau bersabda : Tahukah kalian sesuatu yang sudah di nafkahkanNya sejak Dia menciptakan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang ditanganNya tidaklah berkurang, pada waktu itu singgasanaNya di atas air dan tanganNya memegang timbangan…… (HR. Bukhari )



S h a d a q a h


Secara umum shadaqah memiliki pengertian menginfakkan harta di jalan Allah swt. Baik ditujukan kepada fakir miskin, kerabat, keluarga, maupun untuk kepentingan jihad fisabilillah. Makna shadaqah memang sering menunjukan makna memberikan harrta untuk hal tertentu di jalan Allah swt, sebagai mana terdapat pada Al-Baqarah 2 : 264 atau 9:60.


Hai orang-orang yang beriman jangalah kamu menghilangkan pahalasedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan di penerima seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian…………………………..( QS 2 : 264 )

Secara bahasa , shadaqah berasal dari kata shidq yang berarti benar. Benar disini adalah dalam hubungan dengan sejalannya perbuatan dan ucapan serta keyakinan. Dalam kitab fiqih, pengertian Zakat, Infak serta shadaqah memiliki pengertian yang berbeda. Infak memiliki arti lebih luas dari sekedar zakat yaitu menafkahkan uang. Infak ada yang wajib, sunah bahkan mubah. Contoh infak wajib : zakat, kafarat. Infak sunah misalnya infak untuk dakwah, pembangunan masjid. Sedangkan infak mubah adalah infak yang tidak masuk dalam dua katagori tersebut, misalnya infak untuk mengajak makan-makan.

Berbeda dengan infak, Shadaqah memiliki arti yang lebih luas dari cakupan infak dan zakat. Shadaqah tidak hanya berarti mengeluarkan atau mendermakan harta, namun mencakup segala amal perbuatan baik.

Dalam hadist “ memberikan senyuman kepada saudaramu adalah shadaqah”. Dalam tulisan ini shadaqah lebih di fokuskan pada mendermakan sebagian harta untuk kepentingan agama.

Ada beberapa hal penting dan keutamaan yang perlu diperhatikan yang berkenaan dengan shadaqah. Pertama, bershadaqah mesti dalam keadaan sehat dan keinginan yang kuat, sebab jika dilaksanakan pada keadaan menjelang kematian tidak ada gunanya. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah disebutkan, ada seorang berkata pada nabi saw : “ sedekah yang mana yang lebih utama”? nabi bersabda : “ engkau bershadaqah dalam keadaan sehat ( shahih ) dan berkeinginan ( harish )”. Kedua ada jaminan syurga dari Allah karena shadaqah akan melindungi di hari perhitungan. Dalam riwayat Ibnu Hibban dan Hakim dari Uqbah ia mendengar rasulullah bersabda : “setiap orang bernaung dibawah perlindungan shadaqah hingga ditetapkan hisab ( perhitungan ) di antara manusia di Yaumil akhir”. Ketiga, jika kita berikan di bulan Ramadhan maka ganjarannya sebanyak orang yang berpuasa. Hadits dari Zaid bin Khalid Al-Juhny yang diriwatkan oleh turmudzi, bahwa rasulullah bersabda: “ Barang siapa memberi makan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapat ganjaran sebanyak orang yang berpuasa, tidak kurang sedikit pun. Meskipun shadaqah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang bershadaqah dan kepentingan sasaran shadaqahnya. Diantara shadaqah yang utama menurut Islam antara lain Shadaqah Sirriyah adalah shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini lebih utama karena lebih mendekati iklas dan selamat dari sifat pamer. Allah swt berfirman dalam QS 2: 271 : “ Jika kamu menampakan shadaqahmu, maka itu adalah baik sekali, Namun jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

yang perlu kita perhatikan di dalam ayat diatas adalah bahwa yang utama untuk disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin secara khusus. Hal ini disebabkan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau harus tampak, seperti dalam membangun sekolah, jembatan, membekali pasukan jihad dan lain sebagainya. Hikmah utama menyembunyikan shadaqah pada si fakir adalah untuk menutupi aib saudara yang miskin tersebut, sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui umum kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah, dia orang papa yang tak punya sesuatupun. Ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan terhadap orang fakir.

Shadaqah dengan kemampuan yang maksimal. Berdasarkan sabda nabi saw :” shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal orang tak punya. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu” (HR. Abu Dawud ). Al-Imam al -Baghawi ra berkata “hendaklah seorang memilih untuk bershadaqah dengan kelebihan hartanya, dan menyisihkan untuk dirinya kecukupan karena khawatir terhadap fitnah fakir. Sebab boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan ( dengan infak seluruh atau melebihi separuh harta ) sehingga merusak pahala. Shadaqah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasullulah saw tidak mengikari Abu Bakar ra yang keluar dengan seluruh hartanya, karena nabi tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakalnya, sehingga beliau tidak khawatir fitnah itu menimpanya. Bershadaqah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan atau dalam keadaan menanggung banyak hutang bukanlah sesuatu yang di kehendaki dari shadaqah itu. Karena membayar hutang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama. Kecuali memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meski sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar ra dan juga itsar ( mendahulukan orang lain ) yang dilakukan kaum anshar terhadap kaum muhajirin.

Jenis shadaqah yang terakhir adalah jenis shadaqah Jariyah, yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bershadaqah telah meninggal dunia. Nabi Muhamad saw bersabda : “Apabila anak Adam meninggal putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh.” ( HR Muslim ).

Itulah beberapa shadaqah yang utama, dan tentu saja masih banyak yang lainnya. Islam juga mengajarkan bahwa shadaqah tidak mesti mengeluarkan sejumlah materi, namun semua amal kebajikan seseorang seperti menciptakan kebersihan lingkungan, bersikap santun, memberikan senyuman pada saudara sesama muslim dan lain-lainnya.

Faidza azamta fatawakal alallah…………. / t

Maulid di At-Tammimah

Pada tanggal 7 Maret 2010 masjid At-tammimah menggelar peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW dengan pembicara Ust Agus Priyono.


Ust Priyo menekankan pentingnya mensyukuri nikmat Allah yang begitu banyak dan sering dilupakan oleh kita. Kita sering terbuai dan terlena oleh kesenangan yang sifatnya sementara dan fana ini. Karena itulah letak pentingnya kehidupan adalah sejauh mana kita dapat mensyukuri nikmat Allah yang tiada hingga ini.


Para jamaah dengan khusu mendengarkan taushiyah mengenai kisah keteladanan nabi.

Program-Program At-Tammimah :

1. KISAH ( Kajian Islam Antar Jamaah )

Ceramah umum yang dilakukan setiap hari minggu bada shalat magrib berjamaah sampai waktu isya.

Penceramah terdiri : Para jama’ah & pengurus DKM

2. KIBLAT ( Kajian Islam Bulanan At-Tammimah )

Ceramah umum dengan narasumber/penceramah luar lingkungan. Dilakukan setiap pekan ke 2 setiap bulannya. Waktu pelaksanaan sama dengan Kisah.



Sabtu, 15 Mei 2010

Kajian ISlam antar jamaAH

Nara Sumber : Tatas Wihara Sukma

Definisi Tuhan (Ilah)

Untuk memudahkan kajian , sebaiknya kita mulai dengan memberikan definisi tuhan, supaya pengertian kita sama. Tentu definisi yang paling tepat ialah yang diambil dari pemahaman akan pengertian tuhan menurut yang dijabarkan di dalam al-Qur’an. Untuk itu, perlu kita sadari dua kenyataan terpenting, yang pasti akan kita peroleh apabila kita kaji dengan sungguh-sungguh kandungan al-Qur’an.Kenyataan pertama ialah, di dalam al-Qur’an kita tidak pernah menemukan suatu ayat pun yang membicarakan atheist atau atheisme. Suatu hal yang kiranya sangat penting kita fikirkan mengingat kenyataan di zaman modern ini jutaan manusia telah menyatakan diri mereka sebagai “atheist” atau “orang yang tidak bertuhan”. Setiap orang yang berideologi komunis mengaku, bahwa mereka tidak bertuhan.(atheist).

Mendiang Chou Eng Lai, perdana menteri RRC, pernah`berpidato di alun-alun Bandung, ketika ia berkunjung ke sana semasa`konperensi Asia-Afrika dahulu (1955) dengan bangga mengatakan, bahwamereka sebagai komunis dengan sendirinya tidak bertuhan. Kalau kita jumlahkan rakyat RRC dengan Rusia ditambah dengan semua negarasatelit-satelitnya yang menganut faham komunis, maka kira-kira`sepertiga penduduk dunia sekarang ini adalah atheist, jika yang`dikatakan bekas perdana menteri Cina itu benar.

Sungguh suatu tanda tanya besar bagi setiap Muslim, yang yakin akankesempurnaan kitab sucinya. Mungkinkah Allah telah “lupa” menyebutkankenyataan ini, sehingga al-Qur’an tidak menyebut sama sekali akanatheist dan atheisme ini. Akibatnya, ialah kamus bahasa ‘Arab sama sekali tidak mengenal istilah atheist itu. Memang, orang-orang ‘Arab modern sekarang ini mempergunakan perkataan “mulhid” untuk “atheist”,dan “ilhad” untuk atheisme, namun kalau kita selidiki di dalam al-Qur’an perkataan “mulhid dan ilhad” artinya sangat jauh dari “atheist dan atheisme”. Perkataan “ilhad” berasal dari kata “lahada” yang artinya “menggali lobang atau terjerumus ke dalam lobang galian”.Ingat, dalam bahasa Indonesia pun kita mengenal “liang lahad”, yang berasal dari kata Arab “lahada” ini. “Mulhid” dalam al-Qur’an artinya kira-kira “orang yang terjerumus di dalam kesesatan”, jadi tidak ada
hubungannya dengan arti harfiah dari atheist.

Kenyataan kedua ialah, perkataan “ilah”, yang selalu diterjemahkan “tuhan”. Di dalam al-Qur’an dipakai untuk menyatakan berbagai objek, yang dibesarkan atau dipentingkan manusia. Misalnya,
di dalam ayat Q. 45:23 dan Q.25:43.

“Tidakkah kamu perhatikan betapa manusia meng-ilahkan keinginan-keinginan pribadi mereka .?”

Dalam ayat Q. 28:38, perkataan “ilah” dipakai olch Fir’aun untuk dirinya sendiri:

“Dan Fir’aun berkata: ‘Wahai para pembesar, aku tidak menyangka, bahwa kalian masih punya ilah selain diriku’.”

Di dalam QS 9:31

“ Mereka jadikan ulama dan pendeta-pendeta mereka tuhan disamping Allah, demikian pun Isa al-Masih anak Maryam.”


Dari contoh ayat-ayat tersebut di atas, ternyata perkataan “ilah” bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (Fir’aun atau raja, atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Dari dua kenyataan di atas dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut: Tidak adanya perkataan atheist dan atheisme di dalam al-Qur’an membuktikan, bahwa tidak mungkin manusia itu tidak bertuhan.

Faham atheisme adalah omong kosong, tidak logis, dan tidak masuk ‘akal. Menurut logika al-Qur’an: setiap orang mesti bertuhan. Alternatip yang mungkin ialah bertuhan satu (monotheist) atau bertuhan
banyak (polytheist = bcrluhan lebih dari satu). Oleh karena itu, perkataan “ilah” di dalam al-Qur’an juga dipakai dalam bentuktunggal (mufrad: ilaahun), ganda (muthanna: ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengan tuntas akan masalah ini dapatlah kita buat definisi “tuhan” atau “ilah” yang tepat, berdasarkan logika al-Qur’an
sebagai berikut:

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai (didominir) olehnya (sesuatu itu). Perkataan “dipentingkan” hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan definisi al ilah sebagai berikut:

Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati; tunduk kepadanya, merendahkan diri di hadapannya, takut dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya. (Dr. Yusuf Qardawi: “Tauhid dan Fenomena Kemusyrikan, (Haqiqat Al-Tauhid) terjemahan H. Abd. Rahim Haris,
Pustaka Darul Hikmah, Bima, hal. 26 - 27).

Berdasarkan definisi ini dapatlah difahami, bahwa tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheist, tidak mungkin tidak bertuhan.
Berdasarkan logika al-Qur’an bagi setiap manusia mesti ada sesuatu yang dipcrtuhankannya. Dengan demikian, maka orang-orang komunis itu pun pada hakikatnya bertuhan juga. Adapun tuhan mereka ialah ideology atau angan-angan (Utopia) mereka, yaitu terciptanya “masyarakat komunis, di mana setiap orang boleh bekerja menurut kemampuan masing- masing dan mendapatkan penghasilan sesuai dengan kebutuhan masing- masing”, sebagai yang dirumuskan dengan jelas oleh pemimpin mereka,
Lenin, di dalam manifesto communisme-nya: “From everyone according to his ability, and for everyone according to his need.” Ungkapan inilah yang diterjemahkan oleh para pemimpin mendiang PKI (Partai Komunis Indonesia) dahulu dengan slogan: “sama rata sama rasa”. Orang komunis sebenarnya memimpikan terciptanya suatu masyarakat bertata ekonomi yang “adil sempurna”.

Impian seperti ini tiada bedanya dengan impian setiap orang Kristen yang taat akan apa yang mereka namakan “Kerajaan Allah” atau “Kingdom of God”. Oleh karena itu, Toynbee pernah mengatakan, bahwa komunisme itu tiada lain melainkan kekristenan yang dipalsukan, suatu lembaran sobekan Bible, yang diperlakukan seolah-olah seluruh kitab suci itu, yang kemudian dijadikan senjata untuk menembaki kebudayaan Kristen (Barat). Dalam bahasa Toynbee sendiri:

“You may equally well call Marxism a Christian heresy, a leaf torn out of the book of Christianity and treated as if it were the whole Gospel. The Russians have taken up this western heretical religion,
transformed it into something of their own, and are now shooting at us. This is the first shot in the anti-Western counter-offensive “. (Civilization on Trial, p. 221 )

Sebahagian orang ada yang menganggap dirinya sedemikiran pintarnya, sehingga ia merasa tak perlu bcrtuhan. Mereka mengatakan, bahwa mereka tidak perlu kepada sesuatu yang tak dapat dibuktikan.
Merekapun menolak jika dikatakan atheist. Mereka menamakan diri mereka agnostic. Salah seorang tokoh orang-orang agnostic ini yang terkemuka ialah mendiang Bertrand Russel, ahli falsafah dari Inggris, yang pernah diundang dengan hormatnya untuk memberikan kuliah pada beberapa universitas di Amerika Serikat di awal tahun empat-puluhan. Kuliah-kuliah yang disampaikannya telah sempat menimbulkan kemarahan tokoh-tokoh Kristen Amerika, terutama Bishop Manning dari Gereja
Episcopal, karena dianggap “sangat bertentangan dengan agama dan nilai-nilai moral”. Memang Russel berpendirian, bahwa “semua agama yang ada didunia ini Budha, Hindu, Kristen, Islam, dan Komunisme “adalah palsu dan berbahaya” (”I think all the great religions of the world –Buddhism, Hinduism, Christianity, Islam, and Communism– both untrue and harmfull”), karena itu ia menentang semua agama.

Sangat menarik perhatian kita ialah, sama dengan Toynbee, Russel pun menganggap komunisme sebagai agama. Kalau kita baca bukunya yang terkenal: “Why I Am Not a Christian” (Mengapa Saya Bukan Seorang Kristen), maka dapat kita simpulkan, bahwa ia tokh bertuhan juga. Russel, pada hakikatnya, telah mempertuhankan ‘aqalnya. Selama ia bisa konsisten, sebenarnya masih lumayan, terutama jika dibandingkandengan orang yang bertuhankan hawa nafsunya. Tetapi, mungkinkah
seseorang senantiasa consistent .?

Berdasarkan pengertian “ilah” atau tuhan yang telah diberikan definisinya di atas, maka dapat pula secara logika dibuktikan, bahwa tidak ada manusia yang mampu berfikir logis, yang tidak punya tuhan.
Bahkan bisa dibuktikan, bahwa tidak mungkin bagi manusia tidak punya sesuatu kepercayaan. Apabila seseorang mengatakan: “saya tidak percaya kepada sesuatu apa pun,” maka ia akan dihadapkan kepada suatu kontradiksi, karena pernyataan tersebut mengandung pembatalan diri. Jika benar ia tak pcrcaya kepada sesuatu apapun, maka kalimat itupun ia harus sangkal kebenarannya. Jika tidak, maka terbukti ia tokh masih punya satu kepercayaan, yaitu kebenaran pernyataan tersebut, maka sikap itu bertentangan pula dengan arti kalimat itu. Jadi kalimat itu tidak logis, dan tidak mungkin terucapkan oleh seseorang
yang mampu dan mau berfikir logis.

—————————————————-

Senin, 15 Maret 2010

KISAH (Kajian Islam Antar jamaaH) ke-4

Ahad, 14 Maret 2010
Nara Sumber : Ust. Mubarok

Ringkasan Materi :

Nabi SAW pernah mendapat kunjungan dari seorang tamu yang rambutnya sangat hitam dan pakaiannya sangat putih. Para sahabat tidak ada yang mengenal tamu tersebut dan dari wajahnya terlihat ia tidak menempuh perjalanan jauh. Tiba-tiba ia duduk berhadapan dengan nabi dan dengkulnya bersentuhan. Sambil bertanya dan minta penjelasan kepada Nabi SAW apa arti Islam, Iman dan Ihsan.

Nabi menjawab :

1. Islam adalah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan selain Allah, Melaksanakan kewajiban sholat lima waktu, berpuasa, membayar zakat dan pergi haji ke Baitullah jika mampu.
2. Iman adalah meyakini adanya Allah, Para Malaikat, Kitab-kitab Allah, Para Nabi dan Rasul Allah, Hari Kiamat serta Qodho dan Qodar.
3. Ihsan adalah kamu beribadah menyembah Allah seolah-olah Dia melihatmu, tapi bila tidak, maka yakinlah bahwa Allah pasti melihat kamu.

Setelah menjawab ketiga hal ini maka tamu Nabi SAW membenarkan jawaban tersebut sehingga sahabat terheran-heran. Dan setelah tamu tersebut pergi maka Nabi memberi penjelasan bahwa tamu tersebut adalah Malaikat Jibril yang diutus Allah untuk mengajarkan ketiga hal tersebut kepada Nabi dan umatnya.

Pada zaman nabi SAW sebenarnya penduduk Makkah saat itu telah mengenal Allah, bahkan jika mereka ditanya siapa pencipta mereka, tentu mereka akan menyebut Allah, seperti termaktub dalam Al Qur’an Surat Az Zukhruf ayat 87 :

“ Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)? “


Karena jarak antara Nabi Isa dengan Muhammad SAW lebih dari 500 tahun maka terjadi pergeseran aqidah dari waktu ke waktu. Awalnya mereka tidak pernah menyembah berhala. Berhala itu dimulai dari cintanya orang-orang dahulu dengan orang sholeh yang telah meninggal, sehingga dibuatlah gambar dari orang sholeh tersebut. Makin lama turun temurun syaiton membisikkan kepada anak cucunya untuk membuat patung, memberikan sesajian dan akhirnya terjadilah penyembahan pada berhala karena pergeseran keimanan mereka dari waktu ke waktu.

Kalimat tertinggi adalah Laa Ilaha Illallah.

Pengakuan La Ilaaha Illallah Muhammadan Rasulullah bermakna bahwa tidak ada sesembahan / Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah

Kalau kita mencintai sesuatu tentu akan membuat senang orang yang dicintai tersebut. Begitupun kepada Allah SWT maka kita harus menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala yang dilarang oleh Nya. Begitupun cinta kepada Rasulullah maka kita harus mengikuti sunnahnya yaitu :

1. Penampilan : Cara berpakaian Rasul biasanya memakai gamis berwarna hijau, menyisir rambut dan berjanggut
2. Siroh : Pola hidup keseharian nabi dari bangun tidur hingga tidur kembali
3. Sariroh : Sesuatu yang tersembunyi pada diri Nabi yaitu memikirkan kepada Umat (ukhuwah Islamiyah), Annisa (wanita) diharapkan dapat menutup auratnya serta Kewajiban melaksanakan Sholat Lima waktu.

RENOVASI ATAP MASJID AT TAMMIMAH

Bagian Masjid yang akan di Renovasi


Kondisi Bagian Dalam Atap Masjid tanpa Fentilasi Udara

Kondisi Kusen yang Sudah Lapuk


KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr.Wb”


Dengan menyebut nama allah SWT Robb semesta alam, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman wal islam, sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada pemimpin umat yaitu nabi besar Muhamad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah mencurahkan pikiran, kasih sayang dan tenaga serta harta bendanya untuk perjuangan islam serta memikirkan umatnya agar selamat di dunia dan akhirat tanpa mengharapkan imbalan sekecil apapun. Semoga kita sebagai umatnya selalu konsisten dan dapat meneladani apa yang telah dirintisnya.

Kami atas nama pengurus dan sekaligus panitia pembangunan masjid At-Tammimah berencana melakukan renovasi masjid yang usianya sudah cukup lama, sehingga saat ini masjid tersebut sudah kurang nyaman untuk digunakan sebagai rumah peribadatan. Masjid At-Tammimah ini berlokasi di Taman Kenari Jagorawi Citeureup-Bogor.

Disamping sebagai prasarana ibadah, masjid inipun dipergunakan untuk berbagi kegiatan lainnya seperti : Taman Pendidikan Al-Qur’an ( TPA ), Majelis Ta’lim, juga sebagai sarana dakwah dan lain-lainnya.

Mengingat arti pentingnya dari masjid tersebut, maka dengan ini kami mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk dapat membantu pendanaan guna kelancaran pembangunan masjid At-Tammimah. Atas bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I kami ucapkan Jazakumulloh Khoiron Katsiron. Semoga Allah membalas semua amal baik Bapak/Ibu/Saudara/i……...amin


Wassalamu’alaikum Wr Wb.


Bogor, 21 Pebruari 2010


( Tatas WS )

Ketua Panitia



PANITIA PEMBANGUNAN MASJID

AT-TAMMIMAH

TAMAN KENARI JAGORAWI

Sekretariat : DKM At-Tammimah Taman Kenari Jagorawi Citeureup-Bogor


SUSUNAN PANITIA PEMBANGUNAN/RENOVASI

MASJID “AT-TAMMIMAH


Pelindung :

1. H. A. Ruchiyat ( Pembina Yayasan Kaffah )

2. H. Yuki Eko P ( Ketua DKM At-Tammimah )

3. Alfonsus Laka ( Ketua RW 012 )

Panitia Pelaksana :

Ketua Panitia : Tatas Wihara Sukma

Sekretaris : Andi Faisal

Bendahara : Heru Sancoyo

Seksi Pendanaan :

Koordinator : Fauzi Ridwansyah ( Ketua RT 02 )

Anggota :

1. Banyu ( Koordinator Keamanan RW )

2. Hekso ( Ketua RT 01 )

3. Eko.S Mulyadi( Ketua RT 03 )

4. Iskak Suparman(Ketua RT 04)

Seksi Humas :

1. Iing Abdurohim(RT 02)

2. Edi Pranowo ( RT 03 )

3. Purwanto ( RT 01)

4. Hery S (RT 04 )

Seksi pembangunan :

1. Chendy ( RT 01 )

2. Agus Suryana ( RT 03 )

3. Wowo ( RT 02 )

4. Hendra Wijaya ( RT 04 )


PROYEK PEMBANGUNAN / RENOVASI

MASJID AT-TAMMIMAH


3. DASAR PEMIKIRAN


Dengan berdirinya masjid ditengah-tengah masyarakat kita, maka masjid merupakan salah satu pilar kepemimpinan umat, lembaga pembinaan pribadi dan masyarakat, sehingga dengan masjid umat dapat mensinergikan dirinya terhadap nilai-nilai Islam dan memiliki kepribadian yang istiqamah.

Membaca isyarat Rasulullah SAW yang memprioritaskan masjid sebagai asas pembangunan masyarakat baru, menunjukkan masjid di mata ummat islam berkedudukan sebagai pusat pengarahan mental-spiritual dan fisik-material, sekaligus merupakan tempat ibadah dan belajar. Bahkan moral, akhlaq dan tradisi islam yang merupakan bagian dari intisari agama diajarkan di dalam masjid.

Maka pantaslah jika Rasululla SAW memotivasi umatnya melalui sabdanya :Barang siapa yang membangun masjid karena mengharap keridhaan Allah, maka ( kelak ) Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga”.(HR. Bukhari Muslim ). Karena itulah merupakan suatu keharusan adanya masjid yang memadai di tengah-tengah masyarakat.

Sebagai salah satu pusat pembinaan, masjid menjadi pusat kegiatan-kegiatan baik bersifat spiritual ataupun non spiritual. Masjid dapat difungsikan sebagai majelis ta’lim, daurah, seminar, bedah buku, diskusi/dialog serta kegiatan sosial dan bahkan pembinaan kader-kader muda islam.

Disamping itu, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat fungsi masjid semakin bertambah, yakni menjadi media informasi keumatan dengan berbagai media informasi yang tersedia. Pemahaman terhadap ajaran agama islam yang benar dan keluasan cakrawala berfikir masyarakat muslim, pada gilirannya akan menumbuhkan sikap kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap badai fitnah yang ditiupkan gerakan-gerakan destruktif yang akan merorong kemurnian ajaran islam.

Dalam kontek inilah sesungguhnya masjid menampakkan wajah dan fungsinya sebagai tempat pembinaan, pengkaderan dan pembelaan. Ia adalah madarasah Islam dimana anak-anak islam dibina dan dikader untuk pengibar panji-panji Laailaaha illallah dan membelanya dari setiap musuh Allah yang tidak senang melihat kemuliaan AsmaNya menghiasi semesta raya.


4. NAMA KEGIATAN

“PEMBANGUNAN RENOVASI MASJID AT-TAMMIMAH


5. TEMA KEGITAN

“ Jadikan pembangunan renovasi masjid At-Tammimah untuk meningkatkan kegiatan Ibadah, Da’wah dan Syiar Islam “


6. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan dari pembanguan renovasi masjid At-Tammimah ini adalah :

1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT

2. Menyediakan sarana ibadah yang layak demi ketenangan dan kelancaran dalam beribadah, pendidikan dan bermusyawarah.

3. Mengimplementasikan syiar-syiar islam di tengah-tengah masyarakat.

4. Meningkatkan dan mempererat Ukhuwah Islamiyah masyarakat di dalam sara ibadah.

5. Mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berlomba-lomba dalam kebajikan dalam hal ini untuk pembangunan renovasi masjid.



7. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan pembangunan/renovasi masjid At-Tammimah ini Insya Allah akan dimulai setelah dana terkumpul dan mencukupi setengah dari anggaran biaya yang di butuhkan, dan kami sangat menanti sumbangan infak/shodaqoh dari Bapak/Ibu/Saudara/i Pengusaha ataupun masyarakat agar pembangunan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Waktu pelaksanaan perbaikan/renovasi selambat-lamabatnya akan dilaksanakan pada awal Bulan April 2010


8. ANGGARAN BIAYA

Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk keperluan renovasi masjid At Tammimah ini adalah sebesar Rp 45.123.600 ( Empat puluh lima juta seratus dua puluh tiga ribu enam ratus rupiah ). Detail total anggaran terlampir.


9. SUMBER DANA

Sumber dana untuk pembanguan renovasi masjid At-Tammimah antara lain berasal dari :

- Donatur tetap warga Taman kenari Jagorawi di blok IX dan X

- Masyarakat Taman Kenari Jagorawi serta masyarakat yang ada disekitarnya.

- Para Dermawan dimana saja yang menyalurkan sebagian rezekinya di jalan Allah SWT.

- Usaha lain yang halal dan tidak mengikat.


10. PENUTUP

Demikianlah Proposal ini kami sampaikan sebagai kerangka acuan kepada seluruh pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil kami ucapkan terima kasih. Semoga amal baik Bapak/Ibu/Sdr/i mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Harapan Kami semoga Masjid At-Tammimah menjadi sarana ibadah dan pendidikan yang memadai dan lebih baik.


Bogor, 21 Pebruari 2010

Panitia Pembangunan/Renovasi Masjid At-Tammimah



Ketua Panitia


Sekretaris

Tatas Wihara S


Andi Faisal



Senin, 01 Maret 2010

KISAH (Kajian Islam Antar jamaAH) ke-3

Kajian Islam Antar jamaaH Masjid At Tammimah yang ke-3
dilaksanakan pada hari Ahad 28 Februari 2010 / 14 Robiul Awwal 1431 H
Ba'da Sholat Maghrib

Nara Sumber: Andi Faisal

Tema :
HIKMAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW
SERTA SURITAULADAN DALAM
MEWUJUDKAN KELUARGA YANG HARMONIS

Dikutip dari Buku Karangan Dr. Muhammad Syafi’i Antonio (Nio Gwan Chung)
“ Muhammad SAW The Super Leader Super Manager”


Pada hari Jum’at lalu bertepatan dengan tanggal 12 Robiul Awwal 1431 H, kita memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai nabi Akhir Zaman pembawa cahaya dari keadaan yang gelap gulita (era jahiliah) menuju era terang benderang (cahaya keimanan kepada Allah SWT)
Pertama kali diperingati Maulid Nabi SAW oleh Salahuddin Al Ayyubi (Panglima Perang kaum Muslimin pada saat perang Salib) dimana hal ini bertujuan membangkitkan semangat jihad kaum Muslimin dalam menghalau serangan musuh dengan berpegang teguh pada suri tauladan yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dari segala aspek kehidupan khususnya pada saat itu adalah strategi militer yang dicontohkan Nabi.
Alhamdulillah saat ini diberbagai penjuru dunia peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan dengan baik dan tentunya hal ini dapat mengingatkan kita untuk lebih mendalami makna sesungguhnya dari peringatan tersebut dengan mencontoh suri tauladan Nabi Muhammad SAW dari segenap aspek kehidupan tadi.

Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan yang sangat baik dimana beliau sebagai Pemimpin Bisnis dan Enterpreneurship, Pemimpin Keluarga yang harmonis, Pemimpin Da’wah, Pemimpin Sosial Politik, Pakar Pendidikan Holistik, Pemimpin Hukum dan Militer serta memiliki Self Development dan Personal Leadership yang baik.

Pada kajian ini saya mencoba mengangkat suri tauladan beliau sebagai Pemimpin Keluarga yang Harmonis.

Nabi Muhammad SAW pertama kali menikah usia 25 tahun dengan Khadijah binti Khuwaylid dimana hubungan mereka sebelumnya adalah sebagai “shohibatul mal” (pemilik modal) dan mudhorib (business manager) dan belakangan Khadijah tertarik membina rumah tangga dengan Nabi dan mendapat persetujuan dari kedua belah pihak keluarga.
Sebagaimana lazimnnya adat istiadat setempat maka Nabi SAW sebagai pihak laki2 memberikan maskawin (tanpa mengganggu harta milik perempuan) dengan 20 ekor unta muda (sumber lain menyebutkan 12,5 uqiyah/ons emas dari hartanya sendiri). Pernikahan dilangsungkan pada tahun 595 M. Yang menjadi wali Khadijah adalah pamannya Amr bin Asad (karena ayahnya telah tiada) dan Nabi SAW diwakili oleh Abbas bin Abdul Muthalib.

Mengenal Putra dan Putri Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW memiliki 7 orang anak dengan 3 orang anak laki2 dan 4 orang anak perempuan hasil pernikahana dengan :
Khadijah : dua anak laki2 (Qasim meninggal pada usia <>Hikmah tidak adanya anak laki2 Nabi SAW :

Anak laki2 Nabi tidak ada yang dapat bertahan hidup hingga dewasa dan bahkan setelah beliau wafat, kemungkinan karena Allah SWT tidak menghendaki hal tsb karena :
1. Adanya kekhawatiran pada akhirnya anak tsb akan diangkat sebagai pewaris kepemimpinan beliau baik dari sisi keagamaan maupun kemasyarakatan.
2. Adanya kekhawatiran anak laki2 tersebut dikultuskan dan mendapat keistimewaan spt layaknya putra putri pemimpin maupun raja2 sebagai pewaris kekuasaannya walaupun tanpa kompetensi maupun keahlian yang baik.

Contoh anak2 Nabi sebelum Muhammad SAW yang tidak baik akhlaknya :
1. Putra Nabi Adam, Qobil yang membunuh Habil saudaranya sendiri karena Qurbannya tidak diterima Allah SWT.

2. Putra Nabi Nuh, Kan’an tidak mau mengikuti ajaran Nuh sehingga ditenggelamkan Allah SWT.

Meskipun demikian Nabi2 lain juga ada yang memiliki anak yang sholeh bahkan menjadi nabi lagi seperti Nabi Ibrahim berputra Ismail dan Ishaq , Ishaq berputra Ya’qub, Ya’qub berputra Yusuf, Daud berputra Sulaiman dan Zakaria berputra Yahya.
Wallahu ‘alam bi showwab.

Mengenal Istri2 Nabi Muhammad SAW

Muhammad SAW hanya memiliki seorang istri Khadijah selama 15 tahun kerasulannya dan 10 tahun sesudahnya (selama ±25 tahun), sama sekali tidak ada catatan yang mengatakan bahwa Muhammad SAW ingin menikah dengan perempuan lain ketika Khadijah masih hidup ataupun sebelum menikah dengan Khadijah. Jadi beliau tipe laki2 yang tidak mudah tergoda oleh wanita lain, sehingga aneh jika ada yang menuduh beliau memiliki syahwat yang berlebihan terhadap wanita sehingga mendorongnya beristri banyak. Jika beliau memang senang berpoligami tentunya itu dapat dilakukan dengan mudah pada usia muda karena kaum Quraisy seringkali menawarkannya untuk berbuat hal tersebut.

Berikut Istri2 nabi setelah Khadijah wafat dan Alasan menikahinya :

1. Aisyah binti Abu Bakar (berusia 9 tahun namun ada yg mengatakan 19 tahun, dan Nabi SAW saat itu berusia 52 tahun) Alasan: Petunjuk Allah dimana Rasul mengajarkan ttg kewanitaan agar disampaikan kpd umatnya kelak karena kenyataannya Aisyah banyak menghafal hadits beliau.

2. Saudah binti Zum’ah wanita kulit hitam asal Sudan janda sahabat nabi Amral Al Anshari yg wafat di medan perang dan memiliki 12 orang anak (usia Saudah saat itu 70 tahun dan nabi SAW 52 tahun. Alasannya menjaga keimanan Saudah dari gangguan kaum musyrikin.

Pernikahan ini terjadi sebelum beliau Hijrah ke Madinah
Setelah hijrah ke Madinah berikut istri beliau yang lain :

3. Hafsah binti Umar bin Khattab, janda dari Khunais bin Huzafah Sahmi yg meninggal dlm perang uhud saat itu berusia 35 tahun dan Nabi SAW 61 tahun. Alasan : Petunjuk Allah karena ternyata Hafsah salah seorang wanita pertama yg hafal Al Qur’an 30 juz dinikahi agar bisa menjaga keotentikan Al Qur’an

4. Zainab binti Khuzaimah bin Harits janda yg memelihara anak yatim dan orang lemah di dalam rumahnya sehingga diberi gelar ibu fakir miskin, janda berusia 50 tahun dan nabi saat itu berusia 58 tahun. Alasan : Petunjuk Allah dan Rasul memilihnya untuk bersama-sama menyantuni anak-anak yatim dan orang lemah

5. Zainab binti Jahsy mantan istri Zaid bin Haritsah (anak angkat Nabi SAW) janda berusia 45 tahun dan nabi saat itu 56 tahun. Pernikahan ini kehendak Allah untuk menunjukkan bahwa status anak angkat tidaklah sama dengan anak kandung (dimana Zaid pada waktu itu disebut Zaid bin Muhammad) *) akan dijelaskan pada bagian akhir sirah ini.

6. Ummu Salamah binti Abu Umayyah putri bibi nabi seorang janda yg pandai berpidato dan mengajar, janda berusia 62 tahun dan nabi saat itu 56 tahun. Alasan : Perintah Allah agar membantu nabi berdakwah dan mengajar kaum wanita.

7. Ummu Habibah Ramlah binti Abi Sufyan, mantan istri Ubaidillah bin Jahsy yg cerai karena suaminya pindah agama menjadi Nasrani, janda 47 tahun dan nabi saat itu 57. Alasan: Perintah Allah untuk menjaga keimanan Ummu Habibah agar tidak murtad.

8. Juwairiyyah binti Al Harits Al Khuzaiyyah, budak dan tawanan perang yang dibebaskan oleh Nabi SAW tidak punya sanak keluarga dan memiliki 17 anak dari pernikahan pertama, janda usia 65 tahun dan nabi saat itu 57 tahun. Alasan : Petunjuk Allah memerdekakan perbudakan dan pembebasan tawanan dari tawanan serta menjaga ketauhidan.

9. Shafiyah binti Hayyi Akhtab,wanita muslimah dari kabilah Yahudi bani Nadhir mantan istri Salam bin Misykam dan Kinanah bin Abil Huqoiq memiliki 10 orang anak dari pernikahan sebelumnya, 2 kali janda usia 53 tahun dan nabi saat itu 58 tahun. Alasan: Rasulullah menjaga keimanan Shafiyyah dari boikot orang Yahudi

10. Maimunah binti Al Harits, suku Yahudi bani Kinanah mantan istri Abu Ruham bin Abdul Uzza, janda usia 63 tahun dan nabi saat itu 58 tahun. Alasan: Menjaga dan mengembangkan dakwah dikalangan bani Kinanah dan bani Nadhir.

11. Mariyah Al Qibtiyyah, budak hadiah dai Raja Muqauqis dari Iskandaria Mesir, gadis berusia 25 tahun dan nabi saat itu 59 tahun. Alasan: Petunjuk Allah untuk memerdekakan dari perbudakan dan menjaga keimanan Mariya Al Qibtiyyah.

Kesimpulannya nabi memiliki 12 orang istri, hanya 2 orang dinikahi masih gadis dan 10 orang adalah janda dengan banyak anak pada pernikahan sebelumnya. Sedangkan anak kandung beliau berjumlah 7 orang anak.

Contoh Keharmonisan Keluarga Rasulullah SAW :

1. Ayah teladan, beliau sering mengunjungi kediaman anak, istri, menantu dan sahabatnya disaat senggang.
2. Mertua yg pengertian, beliau mendorong Ali bin Abu Thalib untuk menyunting anaknya Fatimah meskipun sebelumnya Ali ragu karena dirinya miskin, tapi akhirnya Ali menyetujuinya. Begitupun meminta Usman bin Affan menikahi Ummu Kalsum adik Ruqayyah setelah Ruqayah meninggal (keduanya putri Nabi SAW)
3. Kakek yg Penyayang, beliau sering membawa kedua cucunya ke Masjid dengan menggendong di atas bahu.
4. Suami teladan contohnya:

- Sering Membukakan pintu untuk istrinya

- Mencium istri sebelum pergi dan ketika pulang dari bepergian

- Makan sepiring berdua dgn istrinya

- Lemah lembut dan menemani istri ketika sakit

- Bersenda gurau dan membangun keakraban

- Tetap romantis dan akrab walaupun istri sedang haid

- Mandi Bersama

- Mengajak istri makan di luar sambil Refreshing

- Sering mengajak istri ke luar kota

- Memperhatikan perasaan istri dll.

Kesimpulannya : Sahabat Khulafaurrosyidin Abu Bakar dan Umar merupakan mertua Rasulullah SAW sedangkan Utsman dan Ali adalah menantu Rasulullah SAW.

Persoalan Rumah Tangga

Seperti halnya kita Nabi SAW pun tidak luput dari persoalan rumah tangga, tetapi beliau memiliki cara dan tauladan untuk menyelesaikan persoalan rumah tangganya. Ada beberapa catatan persoalan rumah tangga beliau yang dapat dirangkum sebagai berikut :

1.Pernikahan antara Nabi SAW dengan Zainab binti Jahsy mantan istri Zaid bin Haritsah (anak angkat Nabi SAW) sempat menimbulkan fitnah karena dikira kaum orientalis bahwa nabi tertarik kecantikan istri dari anak angkatnya tsb, padahal yg sesungguhnya karena memang rumah tangganya tidak harmonis yg dikarenakan faktor ekonomi karena Zaid berasal dari kaum budak sedangkan Zainab dari kalangan bangsawan. Saat itu Zainab dan keluarganya kurang berkenan karena masalah status tsb, tetapi karena nabi SAW yang datang melamarkan untuk Zaid maka lamaran itu diterima . Zaid sendiri sudah sering “curhat” kepada nabi mengenai keretakan Rumah Tangganya tapi nabi selalu berpesan “Jagalah istrimu dan bertawakallah” walaupun pada akhirnya Zaid dan Zainab memutuskan untuk bercerai. Kemudian atas Wahyu Allah dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 4, 37 dan 40 dinyatakan bahwa status anak angkat tidak sama dgn anak kandung dan digantilah nama Zaid bin Muhammad sesuai dgn nama ayahnya Zaid bin Haritsah. Pada saat yang sama Allah menekankan perbedaan antara nabi Muhammad SAW dan pengikutnya bahwa Allah mengizinkan untuk beristri lebih dari empat orang sebagaimana termaktub dalam Surat Annisa ayat 3. Selain itu istri-istri beliau tidak diperkenankan menikah lagi setelah nabi wafat. Tapi hal untuk pengikutnya seperti kita saat ini perlu pertimbangan yang matang dan mampu bersikap adil sesuai tuntunan Rasulullah SAW bila hendak mencontoh hal ini. Rasulullah diberi kekhususan oleh Allah SWT untuk menikah lebih banyak semata-mata untuk kepentingan dakwah dan menguatkan jalinan sosial di antara suku-suku bangsa Arab saat itu. Pilihannya kepada para janda yang beranak banyak dan hamba sahaya yang dimerdekakan adalah bukti terbesar dari jauhnya Rasulullah SAW dari tuduhan miring selama ini.

2.Kabar miring menimpa istri Nabi Muhammad SAW yaitu Aisyah r.a. ketika kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq dimana Aisyah tertinggal dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang. Saat itu juga ada seorang Sahabat yang tertinggal Shafwan bin Al Mu’attal karena ada suatu keperluan. Kemudian Aisyah menaiki unta Shafwan sedangkan Shafwan berjalan kaki mengawal Aisyah dan menyusul rombongan Nabi SAW hingga sampai ke Madinah.
Melihat hal tsb. Kaum Yahudi dan golongan munafik menghembuskan fitnah bahwa mereka melakukan sesuatu yg tidak terpuji sehingga beberapa orang muslim termakan isyu ini bahkan Nabi Muhammad SAW setelah mendengar inipun menjadi gelisah dan sempat mendiamkan Aisyah sehingga Aisyah menjadi jatuh sakit dan meminta izin dirawat di rumah ibunya selama lebih dari 20 hari. Aisyah berdoa kepada Allah agar dibukakan tabir keadaan yang sebenarnya dan mengembalikan suaminya pada posisi semula sebagai suami yang penuh cinta kasih dan kelembutan kepadanya.
Kemudian Allah menurunkan wahyunya dalam Al Qur’an surat An Nur ayat 11 -19 menjelaskan bahwa berita tersebut merupakan kebohongan belaka. Disamping pembebasan Aisyah dari segala tuduhan turun pula wahyu tentang hukuman menuduh orang baik-baik berbuat zina dalam surat An Nur ayat 4.

3.Istri Rasulullah yaitu Hafsah putri dari Umar bin Khattab pernah menentang Rasulullah dikala terjadi perbedaan pendapat, sehingga Ummar sendiri langsung menegurnya dengan peringatan,”Kuperingatkan engkau akan siksaan Allah serta kemurkaan Rasulnya, Anakku engkau jangan terpedaya oleh kecintaan orang yang terpesona oleh kecantikannya sendiri dengan kecintaan Rasulullah SAW, Engkau mengetahui bahwa Rasulullah tidak mencintai kamu dan kalau tidak karena aku tentunya Rasulullah telah menceraikanmu.

4.Ketika lahir anak nabi bernama Ibrahim, putra dari Mariah Al Qibtiyyah seorang budak hadiah dari Penguasa Mesir, beliau begitu mencurahkan perhatiannya dan sering mengunjunginya sehingga menimbulkan kecemburuna di antara istri-istrinya yang lain. Padahal wajar saja beliau sangat bergembira setelah kelahiran putra laki2 ini karena dua putra sebelumnya Qasim dan Abdullah hasil pernikahan dengan Khadijah telah dipanggil menghadap Allah SWT.
Karena kecemburuan istri2nya ini beliau sempat menghindar ±1 bulan dan berkonsentrasi pada dakwahnya hingga pada akhirnya ada desas desus bahwa Nabi SAW menceraikan istri2nya. Tetapi setelah diklarifikasi oleh Umar bahwa hal tersebut tidaklah benar dan Umar bin Khattab mengumumkan berita tersebut kepada khalayak ramai. Setelah itu turun wahyu yang menegur sikap nabi SAW yang mendiamkan para istrinya tersebut dalam surat At Tahrim ayat 1-5.