Senin, 22 Februari 2010

Silaturrahim TKJ Blok IX-X (21 Feb 2010)

Silaturrahim Ketua RW 012
Ketua RT 001, 002, 003, 004 RW 012
Pengurus Yayasan Kaffah
Pengurus DKM At Tammimah
Kepala TPA At Tammimah
Ahad 21 Februari 2010 (Bada Isya)
di Masjid At Tammimah



Kepala TPA At Tammimah


Pengurus DKM At Tammimah


Ketua Yayasan Kaffah




Ketua RW 012

KISAH (Kajian Islam Antar jamaAH)


Bpk Tatas Wihara Sukma


Bpk. H. Yuki Eko Prasetyo

Jama'ah KISAH

Program Kajian Islam Antar jamaAH Masjid At Tammimah telah dimulai sejak 7 Februari 2010 ba'da Sholat Magrib dengan narasumber Ketua DKM At Tammimah Bpk H. Yuki Eko Prasetyo dengan memberikan materi " tujuan hidup diciptakannya kita sebagai manusia di muka bumi ". Kemudian pada tanggal 21 Februari 2010 narasumber Sekretaris DKM At TAmmimah Bpk. Tatas Wihara Sukma dengan mengambil materi mengenai "Tauhid"






Senin, 15 Februari 2010

KIBLAT I (Kajian Islam Bulanan At Tammimah)




Ahad, 14 Februari 2010


Penceramah : Ust. Dani Kholis (Khoiru Ummah)


Materi : Memakmurkan Masjid


Inti Ceramah :

Memakmurkan masjid merupakan kewajiban bagi setiap mu'min yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Pertanyaannya bagaimana bila kita tidak turut memakmurkan Masjid ? Silahkan anda menjawabnya sendiri.

Di zaman Rasulullah, orang Munafiq mendirikan Masjid yang megah dengan alasan sederhana karena ingin Sholat berjamaah tetapi jarak ke Masjid cukup jauh. Untuk itu Allah memerintahkan Rasulnya untuk membakar Masjid tersebut, maka dibakarlah Masjid tersebut oleh orang Mu'min.

Salah satu tanda kiamat adalah banyak dibangunnya Masjid bahkan sangat megah, tetapi tidak ada semangat untuk memakmurkannya. Umat terlihat hanya berlomba-lomba untuk membangunnya tetapi tidak ada keinginan untuk memakmurkannya, bisa terlihat dari jama'ah Sholat Isya dan Subuh.

Kita berlindung kepada Allah dari sifat-sifat munafik, karena ternyata orang-orang munafik di zaman Rasulullah masih gemar mendirikan Masjid, bagaimana dengan kita yang tentunya tidak ingin disebut munafik?

Masjid bukan untuk satu golongan umat saja, tetapi untuk seluruh umat muslim. Kita harus saling menghormati perbedaan (termasuk khilafiyah yang ada) tetapi kita tetap mengedepankan persamaan dan persatuan umat.

Mudah-mudahan kajian singkat ini dapat memacu semangat kita bersama untuk lebih memakmurkan Masjid, amin ya robbal alamin.












Sabtu, 06 Februari 2010

Buletin At Tammimah Edisi 3/Th II/Pebruari 2010


Kegiatan Panitia Penyembelihan Hewan Qurban At-tammimah
pada Idul Qurban 1430 H.


Acara Buka Puasa Bersama & Santunan di At-Tammimah pada
bulan Ramadhan 1430 H

Dari redaksi :
Berkali-kali kita diingatkan dengan momen hijrah. Tapi ‘hidden message’ yang terkandung di baliknya sebagaimana yang tersirat dibenak ‘Umar dulu- tak kunjung kita pahami. Barangkali ada yang salah ketika memaknai tahun baru hijriyah dan momen hijrah yang inherent di dalamnya. Garis demarkasi itu belumlah jelas terlihat. Masih ada celah-celah kejahiliyahan di tengah-tengah ke-Islaman kita. Ada nila dalam manisnya susu. Hanya selebrasi yang baru bisa kita tampilkan, sementara apa yang menjadi semangat dan esensi dari pada hijrah itu sendiri tak pernah tampak; hanya “abu” yang kita perebutkan.


MEMAKNAI KEMBALI TAHUN BARU ISLAM


Barang siapa yang menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung”




Dalam kaidah bahasa Arab, Hijrah bermakna “pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain”. Sebutan hijrah di dalam islam kemudian dikaitkan dengan kejadian perpindahan Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah ( dulu bernama Yastrib ). Nabi Muhammad melakukan hijrah karena adanya tekanan yang sangat kuat dari kelompok yang merasa terusik dengan kehadiran Muhammad yang membawa agama baru dan memperlakukan para budak dan orang miskin secara istimewa. Saat itu posisi Islam sangat lemah dan teraniaya. Serangan paling keras terutama dilakukan oleh kaum Quraisy. Hijrah seolah menjadi titik awal sekaligus titik balik strategi Nabi Muhammad dalam membangun peradaban Islam.
Ketika berhijrah, Nabi sempat bersembunyi di gua Tsuur bersama Abu Bakar selama 3 hari karena pengejaran orang Quraisy yang ingin membunuhnya. Setelah melalui serangkaian rintangan akhirnya pada 24 September 622 M, Nabi tiba di Madinah dengan selamat dan disambut oleh kaum muslim disana. Mereka inilah yang dikenal sebagai kaum Anshor. Hal tersebut mencerminkan betapa jalinan persaudaraan dan kasih sayang antara kaum muslimin terbina kuat. Kejadian Hijrah inilah yang kemudian diabadikan khalifah Umar sebagai awal dimulainya tahun Hijriyah.
Kedatangan Nabi Muhammad SAW membawa perubahan bagi Madinah yang dipenuhi tindakan kekerasan, kesenjangan sosial dan pelanggaran hak asasi manusia. Nabi meletakan persaudaraan dan perdamaian. Tidak hanya kaum Muhajirin dengan Anshar, tetapi juga antara umat Islam dengan Yahudi.
Perjanjian antara kaum muslimin dan Yahudi menciptakan kedamaian beragama. Pokok perjanjian tersebut adalah :
*Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama kaum Muslimin dan kedua belah pihak bebas menjalankan agamanya masing-masing.
*Kaum muslimin dan Yahudi wajib memikul tanggung jawab belanja masing-masing.
*Kaum Yahudi dan Muslimin wajib saling tolong menolong.
*Barang siapa yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah wajib dilindungi.
( Said Romdhan al-Buthi, Fiqih Al-Sirah, hal 204~205 )

Dengan demikian, perjanjian tersebut memberikan tiga prinsip dasar yang sangat berharga. Pertama, Melindungi kebebasan dalam menjalankan agama secara penuh dari masing-masing umat beragama. Kedua, saling tolong-menolong sesama penduduk Madinah, baik muslim atau Yahudi. Ketiga, Kesamaan hak dalam hukum, tanpa membedakan suku, dan agama. Sudah barang tentu perjanjian tersebut memberikan kebahagiaan bagi masyarakat Madinah yang sebelumnya tidak aman dari praktik yang semena-mena yang acap kali terjadi.
Oleh sebab itulah hijrah Nabi Muhammad ke Madinah memainkan peranan penting dan menjadi modal awal membangun peradaban islam. Ini mungkin maksud Allah dalam QS 9 : 20 . Kemenangan merupakan simbol keunggulan dan juga sebagai lawan dari kondisi keterbelakangan. Tidak heran jika peristiwa sejarah tersebut diabadikan oleh al-Qur’an.” Dan ingatlah ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan daya dan upayanya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu” ( QS 08:30 ).
Untuk saat ini kontek hijrah tidak hanya bermakna keluar dari suatu tempat ke tempat yang lain, melainkan juga berpindah dari kondisi buruk menuju kondisi yang lebih baik. Gambaran tersebut dapat dipetik dari usaha Nabi yang berusaha keluar dari kondisi keterancaman di Makkah menuju Madinah dengan tujuan untuk membangun peradaban Islam yang lebih baik. Untuk menangkap spirit hijrah lebih jauh rumusan sederhana dalam kata hijrah terkandung arti berpindah “ dari “ dan berpindah “ menuju “. Jika rumusan global tersebut betul-betul dihayati tiap muslim untuk selanjutnya secara konsisten diterapkan dalam sendi-sendi kehidupan, mungkin nasib umat ini secara umum akan lebih baik dari sekarang, karena dalam dirinya terdapat potensi raksasa yang luar biasa bila digali dan di kelola dengan sungguh-sungguh akan mengantarkan kepada kehidupan kita yang jauh lebih baik, lurus dan cerah.
Ketidaksadaran akan potensi dirinya akan berdampak
kepada pengkerdilan potensi itu sendiri, sehingga kita sering tidak berdaya dalam menghadapi persoalan hidup. Bentuk ketidaksadaran akan potensi diri ini bisa bersifat individu atau kolektif.




Dalam tataran individu hal itu akan membuat individu yang bersangkutan mengalami kelumpuhan berfikir, kelumpuhan nurani dan kelumpuhan beraksi yang akhirnya menimbulkan sifat malas. Selanjutnya akan dapat menimbulkan pola pikir yang “ seandainya, jikalau, umpama”. Sedangkan dalam skala kolektif akan menimbulkan kelumpuhan satu bangsa, satu generasi atau satu umat, sehingga akan melahirkan generasi yang mandul, umat yang rapuh dan bangsa yang stagnan.
Dalam kenyataan Islam kini, ancaman itu berbentuk kemiskinan, kebodohan dan intoleran, baik sesama umat Islam maupun sesama umat beragama lainnya. Ancaman ini juga datang dari kondisi bangsa yang mengumbar kekerasan dan ketidakadilan pemimpin ( korupsi, kolusi dan nepotisme ) Disinilah letak hijrah dengan memerangi dan menghilangkan segala faktor yang melahirkan kemiskinan, kekerasan dan intoleransi yang menganiaya kita saat ini.
Keluar dari keterancaman tidaklah mudah, ia membutuhkan perjuangan kuat ( jihad ) Itulah alasan mengapa dalam setiap ayat kata “hijrah” selalu dibarengi kata “ jihad” atau perjuangan.

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
( QS 9 : 20 ).

Sepantasnya Disemarakan

Karena itulah sudah sepantasnya Tahun Baru Hijriyah tidak kita lupakan ditengah kondisi bangsa dan dunia yang dipenuhi amarah dan kedengkian kelompok. Menyemarakan Tahun Baru Hijriyah dengan niatan agar kandungan makna yang tergenang didalamnya dapat di tuangkan dalam kehidupan sehari-hari yang gersang oleh nilai toleransi, saling menghormati dan keadilan. Seyogyanya ia disambut dengan kerlap-kerlip lampu yang indah, renungan jauh hari sebelumnya atau lomba yang penuh semarak sebagai mana semarak menyambut tahun baru masehi tanpa mengurangi esensinya. Tentu saja ensensinya agar pesan-pesan didalamnya menghiasi kehidupan kita. Merenungkan hijriyah sembari menyemai semangat berhijrah Nabi dengan tidak mengulangi perbuatan buruk tahun lalu. Persis seperti pernyataan Nabi Muhammad SAW “ Barangsiapa yang menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung....... Faidza azamta fatawakal alallah…………./ t

SEKILAS KEGIATAN DI AT-TAMMIMAH


Di tahun baru 1431 H ini DKM At-Tammimah akan menambah kegiatan untuk memakmurkan masjid seperti yang sudah direncanakan pada tahun sebelumnya :

1. Kajian Islam BuLanan At-Tammimah ( KIBLAT )
Kegiatan ini berupa ceramah umum yang disampaikan oleh para ustadz yang disiapkan oleh DKM At-Tammimah. Kegiatan ini pun bersifat terbuka bagi umum ( Ibu-Ibu, Bapak-Bapak ataupun kaum remaja ). Dilaksanakan hari minggu, setiap minggu ke 2, dimulai ba’da shalat magrib berjamaah.

2. Kajian ISlam Antar jamaaH ( KISAH )
Acara ini merupakan salah satu sarana menjalin informasi antar jamaah disamping untuk mencari bibit baru untuk pengisian kultum khususnya di At-Tammimah. Kegiatan ini bersifat “ Dari Kita Untuk Kita”, sehingga penyampaian materi berasal dari para jamaah dan pengurus DKM. Dalam hal ini DKM memberikan kesempatan kepada para jamaah yang ingin menyampaikan materinya.



Buletin At-tammimah edisi 3/thII/Pebruari ’10. Alamat redaksi : DKM At-Tammimah blok IX & X TKJ. Dewan redaksi : Andi F, Iing A. Tatas W. Redaksi menerima materi/tulisan ( soft /hard copy ) dari para jamah yang telah di edit/tulis dengan rapi. Buletin ini dapat di akses melalui :http://www.attammimah.blogspot.com