Dari redaksi :
Dari Abu Hurairah ra : Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman:” Belanjakanlah maka Aku memberi belanja kepadamu.” Beliau bersabda” Tangan Allah itu penuh, tidak terkurangi dengan nafkah, terus memberi siang dan malam. Beliau bersabda : Tahukah kalian sesuatu yang sudah di nafkahkanNya sejak Dia menciptakan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang ditanganNya tidaklah berkurang, pada waktu itu singgasanaNya di atas air dan tanganNya memegang timbangan…… (HR. Bukhari )
S h a d a q a h
Secara umum shadaqah memiliki pengertian menginfakkan harta di jalan Allah swt. Baik ditujukan kepada fakir miskin, kerabat, keluarga, maupun untuk kepentingan jihad fisabilillah. Makna shadaqah memang sering menunjukan makna memberikan harrta untuk hal tertentu di jalan Allah swt, sebagai mana terdapat pada Al-Baqarah 2 : 264 atau 9:60.
“Hai orang-orang yang beriman jangalah kamu menghilangkan pahalasedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan di penerima seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian…………………………..( QS 2 : 264 )
Secara bahasa , shadaqah berasal dari kata shidq yang berarti benar. Benar disini adalah dalam hubungan dengan sejalannya perbuatan dan ucapan serta keyakinan. Dalam kitab fiqih, pengertian Zakat, Infak serta shadaqah memiliki pengertian yang berbeda. Infak memiliki arti lebih luas dari sekedar zakat yaitu menafkahkan uang. Infak ada yang wajib, sunah bahkan mubah. Contoh infak wajib : zakat, kafarat. Infak sunah misalnya infak untuk dakwah, pembangunan masjid. Sedangkan infak mubah adalah infak yang tidak masuk dalam dua katagori tersebut, misalnya infak untuk mengajak makan-makan.
Berbeda dengan infak, Shadaqah memiliki arti yang lebih luas dari cakupan infak dan zakat. Shadaqah tidak hanya berarti mengeluarkan atau mendermakan harta, namun mencakup segala amal perbuatan baik.
Dalam hadist “ memberikan senyuman kepada saudaramu adalah shadaqah”. Dalam tulisan ini shadaqah lebih di fokuskan pada mendermakan sebagian harta untuk kepentingan agama.
Ada beberapa hal penting dan keutamaan yang perlu diperhatikan yang berkenaan dengan shadaqah. Pertama, bershadaqah mesti dalam keadaan sehat dan keinginan yang kuat, sebab jika dilaksanakan pada
yang perlu kita perhatikan di dalam ayat diatas adalah bahwa yang utama untuk disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin secara khusus. Hal ini disebabkan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau harus tampak, seperti dalam membangun sekolah, jembatan, membekali pasukan jihad dan lain sebagainya. Hikmah utama menyembunyikan shadaqah pada si fakir adalah untuk menutupi aib saudara yang miskin tersebut, sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui umum kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah, dia orang papa yang tak punya sesuatupun. Ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan terhadap orang fakir.
Shadaqah dengan kemampuan yang maksimal. Berdasarkan sabda nabi saw :” shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal orang tak punya. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu” (HR. Abu Dawud ). Al-Imam al -Baghawi ra berkata “hendaklah seorang memilih untuk bershadaqah dengan kelebihan hartanya, dan menyisihkan untuk dirinya kecukupan karena khawatir terhadap fitnah fakir. Sebab boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan ( dengan infak seluruh atau melebihi separuh harta ) sehingga merusak pahala. Shadaqah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasullulah saw tidak mengikari Abu Bakar ra yang keluar dengan seluruh hartanya, karena nabi tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakalnya, sehingga beliau tidak khawatir fitnah itu menimpanya. Bershadaqah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan atau dalam keadaan menanggung banyak hutang bukanlah sesuatu yang di kehendaki dari shadaqah itu. Karena membayar hutang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama. Kecuali memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meski sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar ra dan juga itsar ( mendahulukan orang lain ) yang dilakukan kaum anshar terhadap kaum muhajirin.
Jenis shadaqah yang terakhir adalah jenis shadaqah Jariyah, yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bershadaqah telah meninggal dunia. Nabi Muhamad saw bersabda : “Apabila anak Adam meninggal putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh.” ( HR Muslim ).
Itulah beberapa shadaqah yang utama, dan tentu saja masih banyak yang lainnya. Islam juga mengajarkan bahwa shadaqah tidak mesti mengeluarkan sejumlah materi, namun semua amal kebajikan seseorang seperti menciptakan kebersihan lingkungan, bersikap santun, memberikan senyuman pada saudara sesama muslim dan lain-lainnya.
Faidza azamta fatawakal alallah…………. / t
Pada tanggal 7 Maret 2010 masjid At-tammimah menggelar peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW dengan pembicara Ust Agus Priyono.
Ust Priyo menekankan pentingnya mensyukuri nikmat Allah yang begitu banyak dan sering dilupakan oleh kita. Kita sering terbuai dan terlena oleh kesenangan yang sifatnya sementara dan fana ini. Karena itulah letak pentingnya kehidupan adalah sejauh mana kita dapat mensyukuri nikmat Allah yang tiada hingga ini.
Para jamaah dengan khusu mendengarkan taushiyah mengenai kisah keteladanan nabi.
Program-Program At-Tammimah :
1. KISAH ( Kajian Islam Antar Jamaah )
Ceramah umum yang dilakukan setiap hari minggu bada shalat magrib berjamaah sampai waktu isya.
Penceramah terdiri : Para jama’ah & pengurus DKM
2. KIBLAT ( Kajian Islam Bulanan At-Tammimah )
Ceramah umum dengan narasumber/penceramah luar lingkungan. Dilakukan setiap pekan ke 2 setiap bulannya. Waktu pelaksanaan sama dengan Kisah.